Bukti Warga RI Makin Susah, Beli Kebutuhan Sehari-hari Pakai Paylater

Pengunjung membeli mencari beras premium di di salah satu supermarket di kawasan Kuningan, Jakarta, Jumat, 26/4. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengatakan kebijakan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras premium kembali diperpanjang hingga 31 Mei 2024.
Foto: CNBC Indonesia/Muhamad Sabki

Layanan Buy Now Pay Later (BNPL) semakin diminati untuk menunjang kebutuhan berbelanja. Tak ayal, pasangan yang sudah menikah dan memiliki anak mendominasi profil pengguna Pay Later.

Otoritas Jasa Keuangan mencatat, Outstanding pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) perusahaan pembiayaan mencapai Rp7,81 triliun per Juli 2024. Raihan ini tumbuh 73,55% secara tahunan.

Dari capaian tersebut, laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 oleh Kredivo dan Katadata Insight Center mengemukakan bahwa konsumen yang sudah menikah justru lebih banyak menggunakan Paylater dibandingkan yang belum menikah.

Tercatat, 52,9% dari total pengguna Paylater merupakan konsumen yang sudah menikah. Dominasi ini juga tercermin dalam jumlah dan nilai transaksi Paylater selama tiga tahun terakhir. Pada 2023, konsumen yang sudah menikah menyumbang 55,2% dari total jumlah transaksi dan 53,8% dari total nilai transaksi Paylater.

“Meski konsumen menikah mendominasi jumlah pengguna, konsumen lajang lakukan transaksi dengan nominal lebih besar. Pada tahun 2023, 52,9% pengguna Paylater berasal dari kalangan konsumen yang sudah menikah,” sebagaimana disebutkan dalam laporan tersebut, dikutip Rabu, (18/9/2024).

SVP Marketing & Communications Kredivo Indina Andamari menjelaskan, peningkatan ini mencerminkan Paylater makin diandalkan pengguna untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih tinggi.

“Seiring dengan masih rendahnya akses kredit di Indonesia, permintaan masyarakat akan layanan pembayaran yang dapat membantu mereka berbelanja kebutuhan tanpa khawatir akan cashflow makin meningkat,” ungkap Indina dalam keterangan resmi.

Meskipun lebih banyak digunakan oleh konsumen yang sudah menikah, rata-rata nilai transaksi Paylater justru lebih tinggi di kalangan konsumen lajang, yaitu sekitar Rp350-400 ribu, dibandingkan konsumen yang sudah menikah yang rata-rata nilai transaksinya berada di kisaran Rp300-350 ribu.

“Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen yang lajang lebih banyak mengandalkan Paylater untuk membeli kebutuhan yang nominalnya lebih tinggi,” kata dia.

Dari survei tersebut, terungkap pula bahwa makin banyak anak, konsumen makin banyak membeli produk dengan Paylater.

Pengguna Pay Later yang belum memiliki anak cenderung membeli 38 produk dengan 11 transaksi per tahun. Sedangkan pengguna yang memiliki 1-2 anak membeli 48 produk dalam 13 transaksi, dan pengguna yang memiliki 3-5 anak membeli 53 produk dengan 13 transaksi.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*