Indonesia Cs Jadi Korban Negara Raksasa Sikut-sikutan

Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam pertemuan utama High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 dan Indonesia-Africa Forum II di Hotel Mulia, Nusa Dua, Bali, Senin (2/9/2024). (Tangkapan Layar Youtube Bappenas RI)

Konflik geopolitik dan fragmentasi telah berdampak besar pada perekonomian global. Ketika negara-negara raksasa saling sikut-sikutan, negara berkembanglah yang menjadi korban.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan dampak fragmentasi global ini tak main-main. Dia mengatakan ketegangan itu membuat perekonomian global mandek dan target pembangunan berkelanjutan (SDGs) menjadi terhambat.

“Saya sudah melihat publikasi IMF dan juga WTO, bahwa fragmentasi ekonomi khususnya dalam konteks perdagangan akan memberikan dampak yang sangat besar pada perekonomian global,” kata Suharso saat membuka High Level Plenary Session di High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) 2024 di Nusa Dua, Bali, Senin, (2/8/2024).

Dia melanjutkan riset yang dilakukan WTO menunjukkan, terbelahnya dunia ke dalam dua blok perdagangan telah menurunkan 5% PDB dunia. Sementara IMF, kata dia, memperkirakan berbagai permasalahan global telah berdampak menurunkan 0,2-7% dari nilai PDB dunia.

“Angka ini belum diperparah lagi dengan adanya disrupsi teknologi, yang mana emerging market dan negara berpenghasilan rendah terdampak oleh fragmentasi khususnya berkurangnya transfer teknologi,” kata dia.

Suharso mengatakan kondisi dunia yang penuh ketegangan ini tak boleh dilanjutkan. Menurut dia, dibutuhkan transformasi dalam hubungan dan kerja sama antar negara guna mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan di dunia.

Dia mengatakan untuk mendukung tujuan itulah Indonesia menggelar HLF-MSP 2024. Dengan adanya forum ini, Suharso berharap kerja sama global akan kembali terjalin dan akan memberikan dampak yang baik bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya.

“Indonesia menekankan pentingnya transformasi untuk melakukan perubahan paradigma, sehingga dapat meningkatkan tindakan kolektif dalam hubungan kita,” kata dia.

https://yertakanhold.org

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*