Kelompok ISIS dilaporkan melancarkan serangan ke sebuah forum sejarah di Israel. Hal ini dilaporkan langsung oleh Museum peringatan Holocaust, Yad Vashem, Rabu (14/8/2024).
Mengutip Jerusalem Post, serangan yang diluncurkan ISIS berbentuk serangan siber. Kelompok teror itu disebut meretas seminar Zoom untuk memperingati Tisha b’Av, yang merupakan salah satu hari tersuci dalam kalender Yahudi.
“Selama seminar, muncul pesan, ‘Diretas oleh Organisasi ISIS Irak. Matikan komputer Anda atau tutup rapat sebelum kami menyerang komputer Anda!’ dan menyertakan gambar swastika,” kata Yad Vashem. “Akibat peretasan tersebut, seminar dihentikan.”
Yad Vashem mengatakan bahwa seminar Zoom tersebut merupakan bagian dari upaya pendidikan mereka yang ekstensif. Menurut mereka, gangguan ini tidak mengganggu semangat mereka untuk memperingati Holocaust.
“Yad Vashem tetap teguh dalam komitmennya untuk mengenang dan mendidik tentang Holocaust, mengutuk tindakan keji yang berusaha merusak pekerjaan mereka.”
Holocaust sendiri merupakan penganiayaan dan pembunuhan sistematis terhadap enam juta orang Yahudi Eropa oleh rezim Nazi Jerman dan sekutu serta kolaboratornya. Holocaust adalah proses yang terus berkembang di seluruh Eropa antara tahun 1933 dan 1945.
Sementara itu, ISIS merupakan kelompok teror yang menamakan dirinya sebagai Negara Islam Irak dan Suriah. Kelompok ini muncul dengan kekuatan yang besar saat terjadi pergolakan di Suriah, di mana pada 2014 ISIS pernah menguasai kota Raqqa dan menjadikannya sebagai ibu kota resmi.
Sejak saat itu, ISIS dan Raqqa kemudian telah menjadi sasaran rudal dari Amerika Serikat (AS), Rusia, Pemerintah Suriah, serta beberapa kekuatan lain. Saat ini, kekuatan kelompok ini mulai melemah, dan sebagian besar wilayah yang pernah direbutnya sudah kembali jatuh ke tangan Pemerintah Irak dan Suriah.
Di sisi lain, Israel saat ini sedang dalam perang melawan milisi Gaza Palestina, Hamas. Perang keduanya telah meningkatkan tensi geopolitik di Timur Tengah.
Israel telah berjanji untuk membasmi Hamas setelah para pejuangnya membunuh 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang dalam serangan 7 Oktober yang memicu perang tersebut. Israel mengatakan pihaknya yakin Hamas masih menyandera 116 orang, termasuk 42 orang yang menurut militer tewas.
Di sisi lain, hampir 40.000 warga sipil Palestina tewas dalam serangan Israel ke Gaza. Meski begitu, Israel mengklaim sepertiga dari jumlah itu adalah kombatan Hamas.
Tensi kemudian meningkat setelah kelompok Houthi di Yaman, bersama dengan kelompok Hizbullah di Lebanon, terus memberikan serangan ke Israel sebagai bentuk solidaritas dalam mendukung Hamas. Mereka berjanji akan terus menekan Israel hingga negara itu menghentikan serangannya ke Gaza.