Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan jumlah investor saham, tidak tanggung-tanggung naiknya hingga lima kali lipat dalam luma tahun terakhir sampai akhir tahun lalu.
Pasalnya, lewat investasi, masyarakat bisa meningkatkan aset dan memenuhi kebutuhan di kemudian hari. Hal ini tentunya yang menjadi dasar pemikiran kalangan milenial dan Gen Z melakukan investasi di saham sejak dini.
Untuk itu, CNBC Indonesia menggelar Kelas Cuan yang membahas Investasi Saham: Cara Cari Tahu Hubungan Makro Ekonomi & Pasar Saham bersama dengan Financial Expert CNBC, Olivia Louise. Menurut Olivia banyak cara dalam menganalisis pasar saham, salah satunya yang sering digunakan adalah Top-Down Analisis.
“Harus bisa menganalisis agar tidak ikut-ikutan, dalam Top-Down Analisis yang harus dianalisis adalah ekonomi dan pasar modal, industri, dan juga perusahaan,” jelas Oliva dalam Kelas Cuan: Investasi Saham: Cara Cari Tahu Hubungan Makro Ekonomi & Pasar Saham, secara virtual, Sabtu (31/8/2024).
Oleh karena itu, dalam kelas ini Oliv menjelaskan apa hubungan makro ekonomi dengan pasar saham. Oliv juga menjelaskan apa saja indikator global dan juga domestik yang mempengaruhi pasar saham di Indonesia.
“Global indikator sangat penting karena Indonesia adalah emerging market yang ekonominya masih tidak bisa dipisahkan dari negara lain, seperti Amerika Serikat (AS),” tegas Oliv.
Oliv merinci beberapa hal yang menjadi global indikator yang harus diperhatikan dalam berinvestasi saham, seperti suku bunga, terutama suku bunga AS, angka inflasi, angka pengangguran, PMI Index, dan juga tingkat pertumbuhan ekonomi (GDP).
Oliv mengutip beragam sumber menyebut ada hubungan kuat harga saham dan kinerja ekonomi makro, perubahan yang terjadi lebih dahulu itu karena makro ekonomi.
“Oleh karena itu, harus perhatikan ekonomi, jangan cuma FOMO dan mau ikut-ikutan apa yang sedang ramai. Apalagi kondisi ekonomi Indonesia juga masih akan baik, September ini di saham aku kira kalaupun ada koreksi, masih koreksi sehat,” pungkas Oliv.