
Perusahaan rokok ‘Bentoel’ berdiri sejak era 1930-an di Malang. Adapun pendirinya adalah Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian.
Perusahaan berbasis Malang tersebut berhasil menjadi pemain terbesar ke-3 di industri rokok Tanah Air. Digadang-gadang, rahasia suksesnya berawal dari mimpi Ong Hok Liong.
Awalnya, perusahaan ini bernama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong. Kemudian nama itu diubah menjadi Hien An Kongsie,” tulis Rudy Badil dalam Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya (2011:107). Pabrik itu mulanya memproduksi rokok tjap Burung, tjap Klabang, dan Djeroek Manis.
Nama perusahaan Bentoel sejak 1951 mulanya adalah NV Pertjetakan Liem An. Namun pada 1954 berubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Sejak itu, usaha rokok Ong Hok Liong berkembang cepat.
Sebelum 1960 saja, karyawannya mencapai 3.000 orang. Bentoel tak ragu berpromosi. Dalam iklannya, tertulis: memang betul merokok tjap Bentoel.
Transformasi nama dari NV Pertjetakan Liem An menjadi Bentoel rupanya melalui cara yang unik. Ini bermula ketika Ong Hok Liong tertidur di dekat makam dan bermimpi melihat ubi talas saat sedang berziarah.
Setelah bangun, dia bertanya kepada juru kunci makam tentang mimpinya dan juru makam berkata bahwa Ong Hok Liong dapat petunjuk dari Mbah Djugo agar mengganti nama pabriknya.
Ong Hok Liong memang seorang yang suka berziarah. George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019) menyebut pada 1954 Ong Hok Liong berziarah ke makam keramat Mbah Djugo di sekitar Gunung Kawi.
Kala itu merek rokok yang dibuatnya dirasa masih kurang laku. Pabriknya kemudian mengganti merek rokoknya juga. Nama yang dipilih adalah sebutan Jawa untuk ubi talas, yakni bentul, yang sebelum ada Ejaan Yang Disempurnakan (1973) masih sering ditulis sebagai Bentoel.
“Ketika dia (Ong Hok Liong) meninggal pada tahun 1967 dia adalah seorang multi jutawan dan Bentoel telah tumbuh menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia,” tulis George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019).
Anak-anak Ong Hok Liong lalu menggantikannya. Budhiwijaya Kusumanegara, anak sang pendiri menjadi Presiden Direktur Bentoel.
Namun, setelah 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tidak mampu membayar pinjamannya ke BRI dan Bank Bumi Daya senilai US$ 170 juta. Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan kemudian menggelembung menjadi US$ 350 juta.
Akhirnya 70% saham keluarga Ong Hok Liong dilego. Hutomo Mandala Putra gagal membelinya. Kemudian Bentoel dipegang Peter Sondakh dan Rajawali Wira Bhakti Utama.
Pada tahun 1997, aset Bentoel diserahkan kepada perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel bubar.
Bentoel Prima pada 2000 ganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
Belakangan saham perusahaan itu dipegang oleh British American Tobacco, sebagai pemegang saham 92,48% dan sisa saham lain dipegang oleh masyarakat.
Nah, itu dia perjalanan panjang kesuksesan Bentoel di Tanah Air. Semoga kisah sejarah ini membukra cakrawala pengetahuan baru bagi Anda.
chicken road rtp
Chicken Road: Honest User Opinions
Chicken Road is a gamblinginspired arcade game that has drawn interest due to its straightforward mechanics, impressive RTP (98%), and innovative cashout option. We’ve gathered real player reviews to determine if it’s worth your time.
What Users Appreciate
Many users praise Chicken Road for its fastpaced gameplay and ease of use. The ability to cash out at any time adds a strategic twist, while the high RTP makes it feel fairer than traditional slots. The demo mode is a hit with beginners, allowing players to test the game riskfree. Mobile optimization also gets high marks, as the game runs smoothly even on older devices.
Melissa R., AU: “Surprisingly fun and fair! The cashout feature adds strategy.”
Nathan K., UK: “The arcade style is refreshing. Runs smoothly on my tablet.”
Gamers are also fond of the vibrant, retro aesthetic, making it both enjoyable and captivating.
Criticisms
Despite its strengths, Chicken Road isn’t without flaws. A number of users feel the gameplay becomes monotonous and lacks complexity. Some highlight sluggish customer service and a lack of additional options. One frequent criticism is deceptive marketing, as people thought it was a pure arcade game rather than a gambling platform.
Tom B., US: “Fun at first, but it gets repetitive after a few days.”
Sam T., UK: “Marketed as a casual game, but it’s actually a gamblingfocused app.”
Advantages and Disadvantages
Positive Aspects
Easytounderstand, quick gameplay
An RTP of 98% guarantees a fair experience
Demo mode for riskfree learning
Optimized for flawless mobile play
Negative Aspects
The gameplay may come across as monotonous
Limited variety and features
Delayed responses from support teams
Misleading marketing
Final Verdict
Thanks to its transparency, high RTP, and userfriendliness, Chicken Road makes a mark. Perfect for relaxed gaming sessions or newcomers to online betting. However, its reliance on luck and lack of depth may not appeal to everyone. For optimal results, choose verified, legitimate platforms.
Rating: Four out of five stars
A fair and entertaining choice, but not without room for improvement.